Maret 2016
GAMBAR KANDANG AYAM : Sejarah Ayam Broiler di Indonesia ~ Sekalipun jalur murninya sudah diketahui sejak tahun 1960-an, yakni ketika peternak mulai memeliharanya, sebenarnya ayam broiler baru dikenal menjelang periode 1980-an. Namun, ayam broiler komersial seperti yang banyak beredar sekarang ini baru populer periode 1980-an. Semula, ayam yang dipotong adalah ayam petelur seperti ayam white leghorn jengger tunggal. Namun, saat itu masyarakat luas masih banyak yang antipati terhadap ayam broiler karena sudah terbiasa dengan ayam kampung terus berkembang sehingga pemasaran ayam broiler menjadi sulit.


Peternak ayam broiler yang baru membuka usahanya menjadi prihatin dan mengalami kerugian. Hingga pada akhir periode 1980-an, pemegang kekuasaan mencanangkan penggalakan konsumsi daging ayam untuk menggantikan atau membantu konsumsi daging ruminansia yang saat itu semakin sulit keberadaannya. Kondisi pun berbalik, kini banyak peternakan ayam broiler bangkit dan peternak musiman bermunculan seiring meningkatnya permintaan akan ayam broiler. Dari sinilah, ayam broiler komersial atau ayam broiler final stock mulai dikenal dan secara perlahan terus diterima orang sebagai ayam konsumsi.

 Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam

Kekaguman orang dan minat pemodal semakin tergugah setelah mengetahui bahwa ayam broiler dapat dijual sebelum umur 8 minggu karena pada umur tersebut  bobot tubuhnya hampir sama dengan tubuh ayam kampung berumur sekitar satu tahun. Masyarakat pun jadi mengenal ayam broiler sebagai ayam pedaging saingan baru ayam kampung dengan rasa khasnya yang empuk dan berdaging banyak.

Kelebihan dan kekurangan antara ayam broiler dan ayam kampung di kemudian hari ternyata saling melengkapi dan tidak lagi saling bersaing karena masakan khas daerah seperti ayam goreng mbok berek, ayam goreng kalasan, atau rendang ayam memerlukan penggodongan lama dan tetap membutuhkan ayam kampung yang berdaging liat, seperti diketahui bahwa ayam broiler akan hancur dalam proses penggodongan yang lama. Sedangkan untuk masakan lainnya, ayam broiler sudah menjadi menu rutin di berbagai kalangan.

Beberapa peternak mengeluh bahwa memelihara ayam broiler ini repot dan tidak tahan penyakit. Sebenarnya hal ini tidak akan terjadi bila manajemen yang diterapkan benar. Konsumen di Indonesia ternyata sudah lekat dengan ayam kampung sehingga sulit untuk menerima ayam broiler yang besar itu. Perkembangan selanjutnya mengacu pada kondisi tersebut. Ayam broiler dipasarkan pada bobot hidup antara 1,3 - 1,6 per ekor ayam yang dilakukan pada umur ayam 5 - 6 minggu karena ayam broiler yang terlalu berat akan sulit dijual.

Akibat pemasaran ayam broiler yang demikian, pada periode tahun 1970-an hingga 1980-an bermunculan peternak yang memelihara ayam jantan petelur dwiguna bagaikan ayam broiler, tujuannya jelas untuk daging. Ayam jantan petelur dwiguna ini memang dapat diambil dagingnya karena dipelihara sama seperti ayam broiler. Sebagai ayam jantan tentu pertumbuhannya lebih cepat, walaupun masih kalah dengan pertumbuhan ayam broiler.

Ayam jantan petelur dwiguna menjadi alternatif lain untuk ayam broiler yang kala itu sulit diperoleh bibitnya. Perlu diketahui bahwa bila penetasan ayam petelur kira-kira 50 % jantan dan 50 % betina. Untuk petelur komersial yang final stock digunakan ayam betina, bukan jantan. Dahulu yang jantan dibakar begitu saja akibat tidak laku dijual dan tidak mungkin diternakkan. Namun, akibat sulitnya DOC (day old chick) broiler dan didukung oleh selera konsumen Indonesia, membuat ayam jantan petelur dwiguna dimanfaatkan dan diperlakukan sama seperti ayam broiler. Tidak heran bila saat itu ayam jantan petelur dwiguna lambat laun naik daun dan laku diterjual. Bahkan, kala itu harganya menyamai DOC ayam broiler.

Hingga kini, ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya, antara lain hanya 5 - 6 minggu sudah bisa panen. Hal inilah yang membuat banyak peternak musiman ikut beternak, terutama di kala harga ayam tinggi. Akibatnya, hingga saat ini pengadaan DOC broiler tetap saja berfluktuasi karena pada saat persediaan meningkat, harga DOC turun dan akan naik lagi bila permintaan meningkat lagi. Sampai saat ini, anggota ayam pedaging tetaplah ayam broiler, yakni ayam broiler yang berwarna putih dan cepat tumbuh.

Oleh Dr. Ir. Muhammad Rasyaf
GAMBAR KANDANG AYAM : Mengenal Ayam Pedaging ~ Sebenarnya, semua makhluk hidup yang tergolong dalam bangsa unggas dapat menghasilkan telur dan memiliki daging yang dapat dinikmati. Hanya saja, hal yang membedakan dari masing-masing unggas adalah ukuran tubuh dan jumlah daging maupun telur yang dihasilkan. Burung Kasuari dan burung Parkit misalnya, ukuran tubuh maupun dagingnya sangat berbeda.


Persamaannya adalah kedua burung tersebut menghasilkan telur dalam jumlah yang sedikit. Ada kelompok unggas yang menghasilkan telur sedikit, tetapi ukuran telurnya relatif besar. Sementara ada yang menghasilkan telur dalam jumlah banyak, tetapi ukurannya relatif kecil, misalnya ayam hutan liar.

Ayam pedaging misalnya, disebut demikian karena memang kelebihannya terletak pada dagingnya yang banyak, ayam hias karena penampilannya yang cantik, indah, dan berwarna-warni, atau ayam aduan karena mampu bertanding. Istilah "pedaging" dikembangkan pula untuk unggas lainnya, seperti bebek komersial, kalkun dan angsa yang berdaging banyak juga dikategorikan sebagai unggas pedaging.

Hal yang sama juga berlaku untuk puyuh sehingga ada istilah puyuh petelur (yang hasil utamanya telur) dan puyuh pedaging (yang hasil utamanya daging). Sebutan untuk unggas sering kali didasarkan pada produk utama atau potensi yang dapat ditonjolkannya. Beranjak dari sini kemudian timbul pertanyaan, jenis ayam manakah yang disebut sebagai ayam pedaging?

Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam

Bila dikatakan hasil utama ayam yang dipelihara adalah daging sesuai penjelasan di atas, memang benar disebut ayam pedaging. Namun, bukankah ayam buras (dalam hal ini ayam kampung) juga disebut ayam pedaging karena kerap kali dijual sebagai ayam potong atau kendati dipelihara sebagai ayam petelur, bila telah apkir akan dijual sebagai ayam pedaging pula. Oleh karena itu, pengertian ayam pedaging masih harus dibatasi atau diperjelas. Bisa dibilang, ayam pedaging yang dimaksud adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah 8 minggu dan ketika dijual memiliki bobot tubuh tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak.

Dengan demikian, ayam yang pertumbuhannya cepat itulah yang dimasukkan ke dala kategori ayam pedaging. Demikian pula unggas yang memiliki pertumbuhan cepat per satuan waktu itulah yang dimasukkan ke dalam kategori unggas pedaging.

Ayam kampung berumur 8 minggu masih sangat kecil, tidak lebih dari kepalan jari orang dewasa. Begitu pula dengan ayam petelur. Hal itu menunjukkan bahwa pertumbuhan ayam kampung memang lambat. Sementara ayam broiler memiliki pertumbugan yang fantastik, yakni sejak berumur 1 minggu hingga 5 minggu. Pada saat berumur 3 minggu saja tubuh ayam broiler sudah gempal/padat dan di umur 6 minggu ayam broiler ukuran tubuhnya sudah sama besarnya dengan ayam kampung dewasa. Bahkan, bila dipelihara hingga berumur 8 bulan, bobotnya bisa mencapai 2 kg.

Berat sebesar itu dicapai oleh ayam kampung dewasa maupun ayam ras petelur apkir pada umur 1,5 tahun. Pertumbuhan ayam tersebutlah yang menjadi pertimbangan mengapa ayam broiler lebih tepat dianggap disebut sebagai ayam pedaging. Permasalahannya, identikkah ayam pedaging dengan ayam broiler ?

Sebenarnya istilah "ayam broiler" merupakan istilah asing yang menunjukkan cara memasak ayam di negara-negara barat. Hingga kini belum ada istilah yang tepat untuk menggantikannya, serupa halnya dengan kesulitan untuk mengganti istilah "ayam kampung" untuk salah satu jenis ayam buras. Oleh karena itu, yang populer ke seluruh pelosok hingga ke pedesaan sampai saat ini tetap istilah ayam broiler.

Selain itu, berdasarkan dua kriteria utama, yaitu hasil utama dan pertumbuhannya, dari semua jajaran bangsa ayam yang diseleksi, ternyata hanya ayam broilerlah yang memenuhi dua kriteria itu. Walaupun memang ada ayam ras petelur yang memiliki tipe dwiguna. Ayam jenis ini bertelur dan kelak bila telah apkir layak dijadikan sebagai ayam potong atau dikenal sebagai ayam petelur cokelat. Ayam petelur cokelat memang memenuhi kriteria pertama, tetapi tidak memenuhi kriteria kedua. Pada umur 8 minggu saja tubuhnya hanya sebesar kepalan tangan orang dewasa. Ayam ini memang diarahkan untuk bertelur dahulu dan kelak bila dagingnya cukup banyak dijadikan sebagai ayam potong.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya ayam broiler yang memenuhi kedua kriteria itu sekaligus sehingga untuk masa kini kita masih boleh mengidentikkan ayam pedaging dengan ayam broiler, tetapi tidak dapat mengganti istilah ayam broiler itu sendiri, sebab pada masa yang akan datang kemungkinan anggota ayam pedaging tidak hanya ayam broiler. Sama halnya dengan istilah "ayam buras" yang merupakan singkatan dari ayam bukan ras dan anggotanya banyak sekali. Karena, istilah ayam kampung tidak bisa digantikan dengan ayam buras karena ayam kampung hanyalah salah satu anggota dari kelompok ayam buras.

Oleh Dr. Ir. Muhammad Rasyaf
GAMBAR KANDANG AYAM : Macam-Macam Ayam Potong/Ayam Broiler ~ Dalam perkembangannya kita hanya mengetahui ayam potong sebagai sebutan ayam pedaging saja. Ayam Potong ialah ayam yang diambil dagingnya untuk dikonsumsi berbeda dengan ayam lainnya yang berbeda-beda fungsinya, misalnya ayam hias, ayam petelur dan lain sebagainya. Ayam Potong sering juga disebut ayam broiler. Dari dahulu kala dikenal beberapa macam ayam potong, berikut macam-macam ayam potong.

Ayam Broiler

Jenis ayam potong yang paling banyak dikonsumsi. Bila anda sering mendengar ayam potong, dengan warna putih ya itulah ayam broiler. Bulunya tebal dengan tingkat perkembangan yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan ayam buras. Ayam broiler memiliki jaringan ikat yang lunak, pada umumnya dipelihara untuk kemudian dipotong dalam rentang waktu antara 5-7 minggu. Pada waktu tersebut ayam telah mencapai berat sekitar 1,3 sampai dengan 1,8 kg.

 Baca selengkapnya tentang Gambar Kandang Ayam atau ada yang ingin membuat Kandang Ayam

Ayam Buras

Ayam Buras disebut juga ayam bukan ras. Secara genetik, bila dibandingakan dengan ayam lainnya ayam buras memiliki fase pertumbuhan yang lebih lambat. Untuk mencapai berat tubuh penjualan ideal 1 kg- 1,5 kg saja butuh waktu sekitar 6-8 bulan. Meski punya kekurangan waktu pemeliharaan yang lama, namun daging ayam buras lebih unggul dibandingkan jenis ayam lainnya. Kualitas karkas daging ayam buras sangat baik, karena mempunyai jaringan ikat yang rapat dan kuat.

Ayam Pejantan Ras

Ayam potong jenis ayam pejantan ras adalah ayam yang berasal dari golongan ayam petelur dengan jenis kelamin jantan. Ayam tersebut sengaja dipelihara untuk dijadikan ayam pedaging. Kualitas daging ayam setara dengan ayam jabro. Ayam pejantan ras memiliki tingkat perkembangan yang lebih lambat dari ayam broiler.

Ayam Ras Afkir

Yang disebut dengan ayam ras afkir adalah ayam-ayam petelur yang telah habis masa produksinya. Jadi unggas tersebut tidak lagi menghasilkan telur. Pada ayam potong jenis ini memiiki berat rata-rata 2 hingga 2,5 kg dengan usia antara 18-20 bulan. Daging ayam ras afkir memilki kualitas yang kurang baik, hal ini disebabkan kandungan lemaknya yang cukup tinggi, meskipun kepadatan jaringan ikat daging masuk dalam kategori baik.

Ayam Jabro

Dinamakan ayam jabro asal usulnya adalah persilangan dari ayam jenis broiler yang disilangkan dengan ayam ras petelur. Golongan ayam potong jenis ini memiliki berat badan antara 0,5 hingga 1 kg dengan usia antara 2-4 bulan. Bila berbicara masalah kualitas daging, ayam potong jenis jabro memiliki kuallitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan ayam broiler. Secara genetik, ayam jabro mempunyai tingkat perkembangan lebih cepat dari ayam buras, tetapi lebih lambat dari pada ayam broiler.


Referensi Saya :
http://tentanghewan.com/mengenal-jenis-ayam-potong/